Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Desember, 2019

Karena Itu

Dari kalian pasti pernah mati rasa.. akan sesuatu yang berulang kali mengkhianati keseharian. Kalian membiarkan itu berkelebihan hingga diri sendiri hanya bisa terdiam. Suatu hari ada angin yang menyejukkan, membawa sedikit bungkus nafas keresahan. Akankah diam akan membawa bahagia atau melepaskan adalah fana yang tertunda. Semua hal yang ku percaya telah terjadi sebagaimana mestinya. Cukup berbisik hingga ucapan tak lagi hadir untuk air mata. Jika esok adalah milik kita berdua, jika pagi masih dengan perasaan yang sama.. kubiarkan langkah itu memilih. Aku tidak cukup kuat bila berbenah mencari belatih lagi, masaku sudah berlalu terlalu jauh.

Hati

Untuk rasa yang tak tau arah jalan kemana ia harus pergi, untuk sambut yang belum juga menemukan rumah kliennya. Aku melihat seseorang berlalu lalang didepan pintu. Tak mengetuk tak juga ingin masuk. Aku mengetahui dengan pasti keraguannya. Entah apa yang ia fikirkan, aku mencoba menyapa dari dalam. Dia melihatku baik-baik saja lalu ia pergi tanpa kata. Setiap kali hujan datang, lamunanku mengarah ke pribadinya yang menenangkan. Sayang.. ia datang dan pergi sesukanya. Rumah ini dihuni oleh seseorang yang hanya numpang makan dan tidur, belum  pasti ia akan menetap atau pergi. Namun niat baiknya selalu membawa kebaikan. Kemarau bahkan datang karena keceriaannya. Aku nyaman dengan keadaan, tetapi masih menemukan alasan menjadi ragu untuk itu. Untuk kegersangan ini, aku mencoba terbuka dengan alam. Kebijakannya membuatku semakin hanyut terpendam oleh tinta kehidupan. Warnanya sama namun berbanding terbalik. Dia yang ku kenal membuatku nyaman dengan caranya. Dia yang belum ku kena...

Mereka

Kenangan masa kecil rupanya adalah kenangan yang sangat berarti untuk setiap orang. Kenangan tersebut yang membentuk diri seseorang di masa depan. Tetapi apa yang paling teringat adalah kenangan yang buruk. Kenangan yang selalu memanggil amarah bermain dalam pandangan. Setiap orang memilikinya, bahwa sisi gelap itu selalu ada. Aku mengerti. Bahkan untuk meminta sabar berperang dengan kebutaan hingga hening datang bersemayam. Aku tidak ingin berterima kasih aku juga tidak menyesali. Semua yang terjadi adalah hal waras yang kulakukan dengan sadar pada masanya. Tapi tentu saja semua memang di pengaruhi oleh hasil konspirasi obyek lainnya. Mereka adalah hal yang pernah ku benci dalam hidup ini. mereka adalah obyek yang tidak sepenuhanya bertanggungjawab untuk menjadi langit cerah di bulan desember. Bahkan saat semua baik-baik saja, aku tetap yang salah. Aku ditampar bahkan begitu tega untuk mengatakan bahwa aku tega. Aku pernah bertanya pada obyek, apakah salah untuk membenci mereka? apa...