2010.
Hari yang menyenangkan untuk anak seumuranku. Masuk ke dunia menengah pertama. Di kelas VII B, aku bertemu dengan teman teman yang telah ku bayangkan semalaman. Oh ya ada Widiyanti, sahabat kecilku. Anti anak yang sangat baik. Suka membantu orang tuanya. Tomboi dan ceria. Keluarganya orang Makassar dengan selera humor yang tinggi nan serius. Sudah 6 tahun kami bersama melewati kisah pertemanan, mungkin ditambah 3 tahun yang akan datang. Anti mempunyai sahabat di sekolah dasarnya. Ya, sekolah dasar kami berbeda. Namanya Cindy Sisilia Kahagi, gadis yang tinggi dengan kulit putih mulus khas orang Sulawesi Utara. Sayangnya, dia tidak sekelas dengan aku dan Anti. Si cantik yang pantas menjadi primadona ini berada di kelas VII C. Meskipun begitu.. tetap saja kelas kami masih dekat, sebelahan yakan hehe.
Kami bertiga mulai akrab dan saling mencari diwaktu istrahat. Namun kelas 7, beranjak ke kantin adalah pilihan yang tidak mudah. Kami memilih untuk tetap di dalam kelas dengan cerita masing-masing. Pramuka adalah ekskul yang banyak di minati oleh insan muda di sekolah. Karena pramuka, personil ciwi ciwi kami bertambah satu. Namanya Anggriani Aginta Ginting yang kalo dari namanya dia adalah keturunan batak. Anak kedua dari tiga bersaudara. Anggi sangat cinta dengan pramuka. Tapi entahlah itu karena kakaknya atau dari keinginannya sendiri. Yang pasti, pramuka sangat baik untuk melatih kemandrian dan ketangguhan seorang Anggi.
Tak terasa sudah setahun pertemanan kami. Lebih tepatnya persahabatan bahkan persaudaraan. Hari-hariku di penuhi dengan mereka. Pagi, siang, sore, malam adalah mereka. Tertawa bahagia adalah bumbu setiap waktu. Dan tak terasa sudah naik ke kelas VIII. Namun, aku tidak lagi sekelas dengan Anti. Aku berada pada kelas A, Anti dan Cindy kelas B, dan Anggi kelas D. Kami berempat bertemu pada waktu kelas kosong dan istrahat. Seperti keluarga burung yang tak terpisahkan, kami terbang bersama kemanapun kami mau..
Sejauh pengetahuanku, sebelumnya sekolahku tidak pernah memiliki Organisasi. Masa perubahan itu datang saat kami berada pada tingkat yang tepat. Kepala sekolah dan guru-guru melirik kami. Anak yang berprestasi di bidang akademik dan hampir tidak pernah melanggar peraturan. Selamat Anti! Aku bangga padanya.. dia adalah Ketua Osis pertama pembawa perubahan untuk sekolah. Prestasi Anti membawa dampak baik untuk sahabatnya. Ya, Cindy menjadi Sekretaris Osis, Aku Bendahara Osis dan Anggi Ketua bidang budaya dan olahraga.
Jika perasaanku dapat bicara waktu itu, mungkin aku sudah berada di Hongkong dan naik Roller Coaster tertinggi yang ada di DisneyLand. Ya, aku orang paling bahagia dengan sederhana bisa mengenal anak seperti mereka. Untuk kesekian kali kesempatan dalam hidupku, aku terkadang lupa untuk mengucap syukur atas hari-hari dalam masa remajaku yang penuh arti itu. Aku lupa bahwa hari itu dapat menjadi memori untuk hari ini. Hari hari itu tak dapat kita genggam lagi namun bisa kita rasakan setiap waktu. Dengan kecanggihan otak kita yang melebihi canggihnya teknologi apapun. Dan untuk sahabatku, terima kasih banyak telah menemani selama bertahun tahun itu untuk menjalani pengalaman belajar bersama. Terima kasih telah menerima aku dengan sederhana:)
Hari yang menyenangkan untuk anak seumuranku. Masuk ke dunia menengah pertama. Di kelas VII B, aku bertemu dengan teman teman yang telah ku bayangkan semalaman. Oh ya ada Widiyanti, sahabat kecilku. Anti anak yang sangat baik. Suka membantu orang tuanya. Tomboi dan ceria. Keluarganya orang Makassar dengan selera humor yang tinggi nan serius. Sudah 6 tahun kami bersama melewati kisah pertemanan, mungkin ditambah 3 tahun yang akan datang. Anti mempunyai sahabat di sekolah dasarnya. Ya, sekolah dasar kami berbeda. Namanya Cindy Sisilia Kahagi, gadis yang tinggi dengan kulit putih mulus khas orang Sulawesi Utara. Sayangnya, dia tidak sekelas dengan aku dan Anti. Si cantik yang pantas menjadi primadona ini berada di kelas VII C. Meskipun begitu.. tetap saja kelas kami masih dekat, sebelahan yakan hehe.
Kami bertiga mulai akrab dan saling mencari diwaktu istrahat. Namun kelas 7, beranjak ke kantin adalah pilihan yang tidak mudah. Kami memilih untuk tetap di dalam kelas dengan cerita masing-masing. Pramuka adalah ekskul yang banyak di minati oleh insan muda di sekolah. Karena pramuka, personil ciwi ciwi kami bertambah satu. Namanya Anggriani Aginta Ginting yang kalo dari namanya dia adalah keturunan batak. Anak kedua dari tiga bersaudara. Anggi sangat cinta dengan pramuka. Tapi entahlah itu karena kakaknya atau dari keinginannya sendiri. Yang pasti, pramuka sangat baik untuk melatih kemandrian dan ketangguhan seorang Anggi.
Tak terasa sudah setahun pertemanan kami. Lebih tepatnya persahabatan bahkan persaudaraan. Hari-hariku di penuhi dengan mereka. Pagi, siang, sore, malam adalah mereka. Tertawa bahagia adalah bumbu setiap waktu. Dan tak terasa sudah naik ke kelas VIII. Namun, aku tidak lagi sekelas dengan Anti. Aku berada pada kelas A, Anti dan Cindy kelas B, dan Anggi kelas D. Kami berempat bertemu pada waktu kelas kosong dan istrahat. Seperti keluarga burung yang tak terpisahkan, kami terbang bersama kemanapun kami mau..
Sejauh pengetahuanku, sebelumnya sekolahku tidak pernah memiliki Organisasi. Masa perubahan itu datang saat kami berada pada tingkat yang tepat. Kepala sekolah dan guru-guru melirik kami. Anak yang berprestasi di bidang akademik dan hampir tidak pernah melanggar peraturan. Selamat Anti! Aku bangga padanya.. dia adalah Ketua Osis pertama pembawa perubahan untuk sekolah. Prestasi Anti membawa dampak baik untuk sahabatnya. Ya, Cindy menjadi Sekretaris Osis, Aku Bendahara Osis dan Anggi Ketua bidang budaya dan olahraga.
Jika perasaanku dapat bicara waktu itu, mungkin aku sudah berada di Hongkong dan naik Roller Coaster tertinggi yang ada di DisneyLand. Ya, aku orang paling bahagia dengan sederhana bisa mengenal anak seperti mereka. Untuk kesekian kali kesempatan dalam hidupku, aku terkadang lupa untuk mengucap syukur atas hari-hari dalam masa remajaku yang penuh arti itu. Aku lupa bahwa hari itu dapat menjadi memori untuk hari ini. Hari hari itu tak dapat kita genggam lagi namun bisa kita rasakan setiap waktu. Dengan kecanggihan otak kita yang melebihi canggihnya teknologi apapun. Dan untuk sahabatku, terima kasih banyak telah menemani selama bertahun tahun itu untuk menjalani pengalaman belajar bersama. Terima kasih telah menerima aku dengan sederhana:)
Komentar
Posting Komentar