"Apa yang orang lain lihat adalah yang ingin dia lihat"
"Apa yang orang lain lihat adalah yang hanya nampak dipermukaan"
Begitupun Aku. Aku yang melihatmu baik dipandanganku karena aku menginginkan kebaikanmu. Orang yang disebut "Aku" pernah merasakan apa itu kenyataan tak sesuai harapan. Sering.. bahkan sering sekali khayalan itu terlalu tinggi untuk direalisaskan kenyataannya.
Umurku 21 tahun ini. Sudah hampir 7 tahun lamanya aku belajar tentang sebuah hal yang tidak pantas untuk diperjuangkan. Dari seseorang yang mengajarkan betapa murahnya rayuan untuk mendapatkan kenyataan baru yang lebih sesuai ekspektasi. Aku berterima kasih. Untuk pelajaran hidup yang sangat berharga ini. Pelajaran yang harganya sangat mahal namun berguna selamanya. Yang tidak bisa ku dapatkan di sekolah ataupun dari keluargaku sendiri.
Umurku 21 tahun ini. Sudah 3 tahun lamanya seorang "Aku" belajar tentang menghargai diri sendiri dan menghargai waktu. Dari seseorang yang menyadarkanku akan sebuah nilai diri sendiri. Aku sempat bangkit namun aku terjatuh lagi. Karena terkadang waktu di pagi hari masih sama dengan kemarin pagi. Namun lagi lagi aku mendapatkan pelajaran hidup yang berharga berguna selamanya. Terima kasih.. untuk membuatku mengerti bahwa suaraku tidak selalu tertuju pada orang yang tepat. Terima kasih juga karena sudah menyadarkanku bahwa detik detik itu adalah waktunya aku harus lebih dekat dan memperhatikan keluargaku.
Aku belajar menerima semuanya. Semua yang ku harapkan sempurna terkadang harus ku lengkapi sendiri. Semua yang tadinya kulewati begitu saja, aku belajar menghargainya. Entah sejak kapan aku menyukai tulisanku sendiri. Yang terpenting dari semua pembelajaran ini adalah Aku lebih bisa menerima diriku sendiri yang memang banyak kekurangannya. Kekurangan yang akan di lengkapi oleh orang-orang yang sudah Tuhan ciptakan dan beri tugas untuk melengkapi. Aku menghargai waktuku. Aku menunggu orang-orang yang memiliki tugas itu sambil makan roti isi selai kacang. Oh tidak. itu bukan aku. aku gasuka selai kacang. mungkin itu orang lain. bukan aku. oke.. aku mengerti.
"Bahwa tugas orang-orang yang sudah Tuhan ciptakan untuk melengkapi kekuranganku memiliki waktu dan fase. Mungkin waktunya hanyak sebentar saja untuk melengkapi selanjutnya aku sudah terlengkapi yang artinya tidak selamanya orang itu ada permukaannya. Fasenya sesuai takdir yang memang harus dijalani. Jadi, semuanya haruslah tepat."
"Apa yang orang lain lihat adalah yang hanya nampak dipermukaan"
Begitupun Aku. Aku yang melihatmu baik dipandanganku karena aku menginginkan kebaikanmu. Orang yang disebut "Aku" pernah merasakan apa itu kenyataan tak sesuai harapan. Sering.. bahkan sering sekali khayalan itu terlalu tinggi untuk direalisaskan kenyataannya.
Umurku 21 tahun ini. Sudah hampir 7 tahun lamanya aku belajar tentang sebuah hal yang tidak pantas untuk diperjuangkan. Dari seseorang yang mengajarkan betapa murahnya rayuan untuk mendapatkan kenyataan baru yang lebih sesuai ekspektasi. Aku berterima kasih. Untuk pelajaran hidup yang sangat berharga ini. Pelajaran yang harganya sangat mahal namun berguna selamanya. Yang tidak bisa ku dapatkan di sekolah ataupun dari keluargaku sendiri.
Umurku 21 tahun ini. Sudah 3 tahun lamanya seorang "Aku" belajar tentang menghargai diri sendiri dan menghargai waktu. Dari seseorang yang menyadarkanku akan sebuah nilai diri sendiri. Aku sempat bangkit namun aku terjatuh lagi. Karena terkadang waktu di pagi hari masih sama dengan kemarin pagi. Namun lagi lagi aku mendapatkan pelajaran hidup yang berharga berguna selamanya. Terima kasih.. untuk membuatku mengerti bahwa suaraku tidak selalu tertuju pada orang yang tepat. Terima kasih juga karena sudah menyadarkanku bahwa detik detik itu adalah waktunya aku harus lebih dekat dan memperhatikan keluargaku.
Aku belajar menerima semuanya. Semua yang ku harapkan sempurna terkadang harus ku lengkapi sendiri. Semua yang tadinya kulewati begitu saja, aku belajar menghargainya. Entah sejak kapan aku menyukai tulisanku sendiri. Yang terpenting dari semua pembelajaran ini adalah Aku lebih bisa menerima diriku sendiri yang memang banyak kekurangannya. Kekurangan yang akan di lengkapi oleh orang-orang yang sudah Tuhan ciptakan dan beri tugas untuk melengkapi. Aku menghargai waktuku. Aku menunggu orang-orang yang memiliki tugas itu sambil makan roti isi selai kacang. Oh tidak. itu bukan aku. aku gasuka selai kacang. mungkin itu orang lain. bukan aku. oke.. aku mengerti.
"Bahwa tugas orang-orang yang sudah Tuhan ciptakan untuk melengkapi kekuranganku memiliki waktu dan fase. Mungkin waktunya hanyak sebentar saja untuk melengkapi selanjutnya aku sudah terlengkapi yang artinya tidak selamanya orang itu ada permukaannya. Fasenya sesuai takdir yang memang harus dijalani. Jadi, semuanya haruslah tepat."
Komentar
Posting Komentar